Resume Psikologi Pendidikan (3) - Intelegensi



Resume Psikologi Pendidikan 3
(Intelegensi)

 A.  Pengertian

inteligensi biasanya memang dikaitkan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk belajar, ataupun kemampuan untuk berpikir abstrak. Perkataan inteligensi dari kata Latin Intelligere yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan atau menyatukan satu dengan yang lain (to organize, to relate, to bind together). Istilah inteligensi kadang-kadang atau justru sering memberikan pengertian yang salah, yang memandang inteligensi sebagai kemampuan yang mengandung kemampuan tunggal, padahal menurut para ahli inteligensi mengandung bermacam-macam kemampuan. Namun demikian, pengertian inteligensi itu sendiri memberikan berbagai macam arti bagi para ahli.

  B.   Karakteristik Umum Intelegensi
Pemahaman terinci tentang pendekatan Sternberg terhadap inteligensi berada di luar lingkup, namun hasil kerjanya dapat diperoleh berbagai macam komponen yang diidentifikasikan oleh Sternberg cenderung bersifat teratur dan bekerja dalam kelompok yang secara kasar dapat diberi label sebagai berikut[12] :
1.      Kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman
2.      Kemampuan untuk berpikir atau menalar secara abstrak
3.      Kemampuan untuk beradaptasi terhadap hal-hal yang timbul dari perubahan dan ketidakpastian lingkungan
4.      Kemampuan untuk memotivasi diri guna menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang perlu diselesaikan

C.    Teori-teori Intelegensi

Menurut sudut pandang mengenai faktor-faktor yang menjadi elemen inteligensi, maka teori-teori inteligensi dapat digolongkan dalam paling tidak tiga golongan. Penggolongan pertama adalah teori-teori yang berorientasi pada faktor tunggal, yang kedua adalah teori-teori yang berorientasi pada dua faktor, dan yang ketiga adalah teori yang berorientasi pada faktor ganda. Walaupun demikian, uraian ringkas mengenai teori-teori inteligensi berikut tidak akan mengutamakan pengelompokan tersebut. Kita akan menyajikan setiap teori dibawah nama tokohnya masing-masing[13].
1.      Alfred Binet

Menurut binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang etrus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
2.      Edward Lee Thorndike
Menyatakan bahwa inteligensi terdiri atas beragai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku inteligen. Oleh karena itu, teorinya dikategorikan ke dalam teori inteligensi faktor ganda.
3.      Charles E. Spearman

Pandangan Spearman (1927) mengenai inteligensi ditunjukkan dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang popular dengan nama teori dua faktor.
4.      Louis Leon Thurstone & Thelma Gwinn Thurstone

Mereka memiliki pandangan mengenai inteligensi yang berbeda dari teori Thorndike, sekalipun teori mereka dapat juga digolongkan dalam teori faktor ganda.
5.      Cyril Burt

Ia mengatakan bahwa kemampaun mental terbagi atas beberapa faktor yang berbeda pada tingkatan-tingkata yang berbeda. Faktor tersebut adalah faktor umun, faktor-faktor kelompok besar, faktor-faktor kelompok kecil, dan faktor-faktor spesifik.
Selain itu masih banyak lagi teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli seperti, Philip Ewart Vernon, Joy Paul Guil ford, Halstead, Donald Olding Hebb, Raymond Bernard Cattel, Jean Piaget, Howard Gardner.
D.    Faktor yang Mempengaruhi Inteligensi

Intelegensi tiap individu cenderung berbeda-beda. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:
1.      Faktor Bawaan atau Keturunan

Faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, cukup pintar dan sangat pintar, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama. Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
2.      Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas

Faktor minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Intelegensi bekerja dalam situasi yang berlain-lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan.
3.      Faktor Pembentukan atau Lingkungan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya. Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti.
Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.
4.      Faktor Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, Karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi cepat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur dan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai (kematangannya).
5.      Faktor Kebebasan

Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.[14]
Kelima faktor di atas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.





0 Response to "Resume Psikologi Pendidikan (3) - Intelegensi"

Posting Komentar

SAYA

SAYA

Entri yang Diunggulkan

Cara download dan install SPSS V.20

yoo...minna...kali ini saya akan membagikan sedikit postingan tentang bagaimana cara mendownload dan menginstall Spss v.20 ..oke langsun...